Masyarakat Madani Adalah ~ Istilah "masyarakat madani" disosialisasikan di Indonesia sebagai terjemahan civil society (Inggris). Kata civil society, sebenarnya berasal dari bahasa Latin 'civitas dei', artinya kota tuhan dan society yang berarti masyarakat, maka dari kata civil ini akan membentuk kata civilization yang berarti peradaban. Dengan demikian kata civil society didefinisikan sebagai komunitas masyarakat urban, yaitu masyarakat yang memiliki peradaban maju. Nurcholish Madjid, menyatakan konsepsi semacam ini, yang awalnya mengacu pada dunia Islam yang dialamatkan oleh komunitas urban Arab. Nabi, membuat sebuah deklarasi dengan mengganti nama Yatsrib ke Madinah, karena Nabi ingin menciptakan masyarakat madani. |
Dosen PPKn
|
Pengertian Umum Masyarakat Madani | www.dosen-ppkn.blogspot.com |
AS. Hikam, menggunakan istilah bahasa Arab: "madani" (dari arti kata "Medina") untuk menerjemahkan "civil" dianggap tepat karena istilah "madani" menyiratkan anggapan masyarakat beradab sebagai kebalikan dari masyarakat yang tidak berbudaya. Padahal istilah "masyarakat warga" atau "masyarakat kewarganegaraan" lebih banyak berkonotasi gagasan kewarganegaraan sebagai bagian integral masyarakat madani. Harus disadari bahwa apa yang dimaksud dengan istilah komunitas, kewarganegaraan, masyarakat madani dan "masyarakat madani" tidak lain hanyalah civil society. Kemudian dari pandangan ini juga, tercermin bahwa istilah "civil society" sebenarnya adalah istilah baru. Istilah ini berasal dari pemikiran Muhammadan-Naquib al-Attas, yang menyatakan bahwa dalam literatur Islam sebenarnya tidak mengenal istilah masyarakat madani, namun akrab dengan istilah alMadinah al-Fadlilah atau negara utama (secara harfiah kota utama). Itu berasal dari pemikiran abad pertengahan al-Farabi. Namun, dalam wacana "masyarakat madani" banyak ilmuwan menggunakan istilah civil society sebagai asal mula istilah masyarakat madani karena istilah civil society mengandung gagasan masyarakat beradab.
BACA JUGA:
1. Sejarah Perkembangan Masyarakat Madani
2. Masyarakat Madani dalam Islam
Dalam masyarakat madani, secara terminologi menurut a-Naquib alAttas, adalah mujtama madani atau masyarakat kota. Secara etimologis memiliki dua arti; Pertama, masyarakat urban karena berasal dari bahasa Arab Madad yang berarti kota; dan Kedua, masyarakat beradab karena madani berasal dari tamaddun atau madinah yang berarti peradaban, sehingga masyarakat madani adalah masyarakat beradab. Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society juga didasarkan pada konsep "kota Madinah" yang dibangun oleh Nabi pada tahun 622 Masehi. Selain itu, istilah masyarakat madani juga mengacu pada konsep peradaban masyarakat madani tamaddun yang diperkenalkan oleh konsep Ibn Kholdun dan Al-Adinah al-Fadlilah yang terpapar al-Farabi di abad pertengahan. Gelner, yang dikutip Mahasin (1995: IX) menyatakan bahwa: "Masyarakat madani sebagai terjemahan bahasa inggris civil society namun sebenarnya kata civil society berasal dari Civitas Dei bahasa Latin yang berarti kota ilahi dan society yang berarti masyarakat."
Menurut Nurcholish Majid lebih mengacu pada dunia Islam yang ditunjukkan oleh masyarakat kota Arab karena lawan kata orang kota adalah masyarakat non-madani yaitu masyarakat yang hidup nomaden, masih mengusung citra kasar, berpengetahuan sempit, masyarakat tradisional, penuh mitos dan takhayul, menggunakan kekerasan dan kekuatan, sifat menindas dan sifat negatif lainnya.
Nurcholish Majid telah melakukan rekonstruksi masyarakat madani dengan kata Arab "Medina" berarti kota, yang secara etimologis berarti tempat peradaban. Oleh karena itu, kata-kata Medina mirip dengan kata-kata Yunani polis (seperti atas nama Konstantinopel) dan Madinah dalam pengertiannya sama dengan hadharah dan isaqarah yang sering diterjemahkan sebagai "peradaban" dan "budaya"
Masyarakat madani adalah masyarakat modern yang dicirikan oleh kebebasan dan demokrasi dalam berinteraksi dalam masyarakat yang semakin majemuk dan heterogen dalam kondisi seperti itu, masyarakat diharapkan bisa mengorganisir diri dan menumbuhkan kesadaran diri untuk mewujudkan peradaban.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa masyarakat madani pada prinsipnya memiliki banyak makna: demokrasi, transparansi, toleransi, potensi, aspirasi, motivasi, partisipasi, konsistensi, kerjasama, koordinasi, penyederhanaan, sinkronisasi, integrasi, emansipasi dan hak asasi manusia. Tapi yang paling dominan adalah masyarakat demokratis. Perbedaan yang jelas adalah bahwa civil society tidak menghubungkan prinsip tatanan agama tertentu. Sementara masyarakat madani secara jelas mengacu pada Islam. Oleh karena itu, konsep masyarakat madani menurut Islam adalah bangunan politik yang demokratis, menghormati dan menghargai masyarakat seperti kebebasan hak asasi manusia, partisipasi, keadilan sosial yang menjunjung tinggi etika dan moralitas dan sebagainya. Dengan demikian masyarakat madani dapat dipahami sebagai masyarakat beradab, masyarakat sipil dan apresiasi pluralistik.
Masyarakat madani menuntut agar kaum reformis mengharapkan masyarakat yang lebih terbuka, majemuk dan terdesentralisasi dengan partisipasi politik yang lebih besar. Kemudian, masyarakat yang jujur, adil, mandiri, dan harmonis berpihak pada yang lemah, menjamin kebebasan beragama, berbicara, berasosiasi dan berekspresi, menjamin hak kepemilikan dan menghormati hak asasi manusia. Dengan mengetahui makna masyarakat madani, sangat menggembirakan untuk meneliti karakteristik masyarakat madani.
BACA JUGA:
1. Karakteristik Masyarakat Madani
2. Konsep Masyarakat Madani
Demikianlah penjelasan singkat mengeni Pengertian Masyarakat Madani, semoga teman-teman sekalian semakin paham dan mengerti tentang apa itu masyarakat madani. Terima kasih atas segala perhatiannya. Nantikan tulisan-tulisan lainnya tentang materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan.